Senin, 24 Mei 2010

PENDIDIKAN BUTUH PERUBAHAN BESAR TERHADAP “NILAI, SIKAP DAN GAYA HIDUP”.

Apa sebenarnya inti pokok masalah dari segala masalah yang ada di Indonesia, negeri sang Garuda yang bijaksana. Ketika berbicara pendidikan, akankah negeri ini masih tetap akan gagah memperkenalkan anak bangsanya pada dunia?? “Ini anak-anak negeri kami, yang patut kalian banggakan!!”. Dengan senyum bangga dan memperlihatkan karya-karya hebatnya. Namun jika semua terbangun pada mimpi lelap yang terlena akan angan-angan panjang, impian-impian yang hanya sebatas mimpi. Maka nurani ini ingin berteriak, mata ini tak urung lelah meratapi nasib bangsa ini.

Wahai Garuda ku, jika kita bersama meruntut jejak-jejak pendidikan hingga saat ini, apakah benar-benar sebuah kemajuan yang terjadi??. Atau hanya berbicara kemajuan namun sebenarnya kita masih berada pada titik yang sama??. Bukan progresifitas tetapi yang terjadi hanyalah sebuah involusi secara pemikiran atau praktik politik. Namun tak berjalan sesuai rencana.

Jika berfikir secara mendalam dan mengesampingkan ego sejenak. Mustahil pendidikan di Indonesia akan berjalan secara baik dan merata, jika orang-orang “penggerak pendidikan” masih belum “ikhlas” memaknai arti pendidikan itu sendiri. Kurikulum serta metode pendidikan terus dan terus dimodifikasi dan diubah agar tercapai pendidikan yang layak. Di satu sisi Indonesia bangga dengan kecerdasan anak bangsa dengan karyanya (hanya sebatas bangga??) namun disisi lain banyak sekali masalah yang membelit perkembangan sang “Garuda Pendidikan”.

Menurut saya, tak terlalu berpengaruh metode secanggih apa yang digunakan untuk mengembangkan dan memperbaiki pendidikan, jika nurani kita tetep tak paham akan esensi di dalamnya yang begitu dalam. Yang kita butuhkan untuk mengisi krisis multisegi (dalam hal ini pendidikan) adalah suatu perubahan besar terhadap “NILAI, SIKAP DAN GAYA HIDUP”. Bukan manajeman yang sudah diatur yang salah, namun “jantung penggerak pendidikan” yang tak peka dan ikhlas memperjuangkan bangsa!! (walau tidak semua, namun berapa gelintir yang sadar). Bersyukurlah para pejuang yang masih diberikan kesadaran dan kesabaran oleh Tuhan.

Andai saja, Manusia Indonesia masih banyak yang memiliki kesadaran, kepekaan hati nurani yang baik, yang mengesampingkan ego pribadi. Yang BERANI meneriakan “SALAH ADALAH SALAH, dan BENAR ADALAH BENAR”. Tak takut akan hujatan atau cacian demi keadilan yang terkadang acuh terhadap kaum yang lemah. Keadilan dalam pendidikan, kesahajaan dalam berkarya dan memotivasi. Bangga jika orang lain sukses. Sukses untuk pendidikan bangsa.

Semoga negeri ini diberikan “keajaiban”, sehingga bagi mereka yang benar-benar tulus belajar. Ikhlas berproses, tak gentar menghadapi ujian, yang masih menyimpan “Tuhan” di dalam hatinya. Alam memberikan kemudahan atas segala Doa dan jerih payahnya.

Tidak ada komentar: